Selasa, 11 Juni 2013

Bukan dengan kekuatan yang Inge punya

Bukan dengan kekuatan yang Inge miliki Tuhan.  Inge mampu menjalani badai kehidupan yang penuh dengan lika liku di setiap sudutnya.  Sebab Inge tahu Tuhan bahwa dengan hadirnya Engkau di sisi ku, Kau berikan ku kekuatan yang baru. Kau taruh hdup ku di bawah kepakkan sayap-Mu.  Karena Kau Tuhan sumber kekuatan dalam hidup ku tuk mengarungi hidup yang penuh dengan tantangan.  Dan Kau Tuhan siap meopang Inge saat Inge jatuh dalam pencobaan.  Inge ingin selalu memandang wajah-Mu Tuhan.  Inge ingin selalu berseru kepada-Mu karena Inge tau pertolongan yang Inge dapatkan hanya dari Engkau Tuhan.  Peganglah selalu tangan Inge Tuhan & jangan pernah Kau lepas Inge dari genggaman tangan-Mu Tuhan.  Sebab Kau Tuhan sumber pengharapan dalam kehidupan Inge.

Selasa, 04 Juni 2013

BAPA RINDU ANAKNYA BERJUMPA DENGANNYA


Kerap kali di kala kita bangun tidur, kita pasti bingung dengan aktivitas kita, kesibukan kita. Yang bekerja maupun sekolah/kuliah, bangun tidur, cepat mandi karena aku telat. Tapi itulah yang sering kali terjadi dalam kehidupan manusia. Manusia sudah mulai sibuk dengan aktivitas dan rutinitasnya setiap hari. Tapi tanpa disadari, ada satu sosok yang begitu rindu dengan kita di saat kita mulai membuka mata kita di hari yang baru. Sadarkah kita bahwa Tuhan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bapa kita, Dia setiap waktu rindu mendengar suara kita. Dia ingin tahu apa saja yang telah terjadi pada anak-Nya. Bapa memang Maha Tahu, tapi Bapa ingin kita sharing sama bapa kita sendiri tentang kehidupan kita.

Tapi  apa yang justru terjadi, disetiap pagi, kita cuekin Bapa kita dengan sibuk memilih baju yang akan kita pakai untuk pergi bekerja/kuliah, sibuk mencari seragam sekolah. Dan setelah menemukan baju yang akan dikenakan, kita segera berlari keluar kamar untuk duduk bersantai di kursi, mengambil telepon untuk menceritakan hal-hal terupdate kepada teman-teman.

Dan ketika disaat jam istirahat tiba, kita berlari menuju kantin. Di sana kita langsung menyantap makanan kita, tanpa kita terlebih dahulu menundukkan kepala kita untuk berjumpa dengan Bapa dan mengucap syukur buat berkat jasmani yang Bapa sediakan buat kita.

Tetapi ketika kita sampai dirumah, Bapa  berkata sepertinya ada banyak hal yang harus kau lakukan.  Dan setelah semua tugas-tugas kita selesai, Bapa justru melihat kita menyalakan Tv dan sibuk duduk berjam-jam untuk menonton Tv kesukaan kita. Hingga tiba waktunya malam pun menjelang, kita mulai merasa mengantuk dan lelah. Lalu berdiri dan melangkahkan kaki menuju kamar untuk beristirahat.
Hal sekecil ini pun kita tidak menyadarinya. Bapa setaip saat selalu ada untuk kita. Bapa selalu menunggu kita. Bapa senantiasa menanti kita dengan sabar. Bapa tetap bertahan seperti itu karena Bapa sangat sayang dan mengasihi kita anak-Nya. Di dalam hati Bapa, Dia sangat rindu dengan kita. Bapa rindu saat dimana kita menghampiri Bapa untuk sharing tentang apa saja yang kita lakukan, berbicara dari hati ke hati. Seperti kau berbicara kepada orang tuamu, kepada sahabatmu.
Apa yang menjadi harapan Bapa pada kita adalah “ Bapa rindu kita menyediakan sedikit waktu kita yang telah bapa kasih untuk berjumpa dengan Bapa”

HIDUP UNTUK MENYENANGKAN HATI BAPA



Tanpa kita sadari, kita lupa dari mana kita berasal. Padahal kita berasal dari Bapa. Bapa yang menciptakan kita. Bapa menghadirkan kita ke tengah dunia ini bukan tanpa alasan. Namun Bapa memiliki alasan. Bapa ingin kita berperang dan menjadi pemenang dalam peperangan kita. Kita bisa menang atas daging kita, menangkan jiwa baru, hidup menjadi berkat buat orang di sekeliling kita.
Kita justru sibuk dengan semua pemikiran-pemikiran daging kita, masa depan ku bagaimana nanti, pasangan hidup ku sapa? Semua yang dipikirkan manusia hanya pikiran-pikiran dunia. Sering kali kita lupa dengan Bapa, lupa dengan apa yang menjadi kemauan Bapa. Kita justru mementingkan pikiran-pikiran dunia daripada mencari Kerajaan Allah, Matius 6:33 jelas menegaskan “ tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Pikirkan bagaimana kita bisa membalas semua kebaikan Bapa dalam hidup kita? Jangan hanya berpikir, apa yang aku makan, apa yang aku pakai, masa depan ku gimana, aku belum punya pasangan hidup, kapan aku marriednya? Semua hal yang berhubungan dengan kepuasan daging kita(hawa nafsu kita). Tanpa disadari semua itu yang selama ini kita pikirkan terus menerus. Dan mulai melupakan Bapa secara tidak langsung.
Tapi saat kita ditegur Bapa secara pribadi maupun melalui perantara orang disekitar kita. Kita tetap cuek, masa bodoh dengan apa yang mereka ucapkan. Jangan pernah kita mengeraskan hati kita, karena sikap yang seperti itu akan membawa kita pada jurang kehancuran. Inilah gambaran awal mengenai orang yang mulai menutup hatinya untuk Bapa masuk dan tinggal dalam hati kita. Kita bak seperti orang yang sibuk dengan hal yang bagi Bapa, kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan saat kita bisa setia dalam perkara kecil..
Sudah saatnya kita meninggalkan apa yang menjadi kepuasan diri kita, kepuasan daging kita. Yang tanpa disadari semua hal itu telah membuat kita pergi menjauh dari Bapa dan mulai tak peduli dengan Bapa. Kita bak seperti bunga kering yang berjatuhan di tiup angin. Dan hingga tiba saatnya, hati kita ingin kembali untuk meninggalkan semuanya itu dan kembali pada hati yang menyembah. Kita mungkin tak pernah berpikir, Bapa izinkan kita hidup, bernafas sampai saat ini, semua HANYA karena KEMURAHAN Bapa untuk kita. Ingat buah roh, Galatia 5;22-23,” Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, KEMURAHAN, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hukum itu.” Bapa masih berkemurahan terhadap setiap dosa-dosa dan pelanggaran kita. Roma 2:4 menegaskan pada kita bahwa “…...Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.”Bapa masih memberikan limit hidup bagi kita untuk kita kembali pada kebenaran Bapa. Ayo! Bangkitlah! Jangan tunda waktu lagi. Karena kita tak pernah tahu kapan limit hidup kita berakhir. Ingatlah! Kita hidup untuk menyenangkan hati Bapa/Bapa senang melihat kehidupan kita.
Daud pun pernah melakukan kesalahan, tetapi kehadiran nabi Natan untuk memperingatkan Daud sehingga hal itu membuat Daud menyesal(2 Samuel 12), dan Daud pun dapat berkata dalam Mazmur 18:36, “Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, KEMURAHAN-MU membuat aku besar.”
Datang pada Bapa dan minta ampunan-Nya. Segaralah kembali pada Bapa setelah kepergian kita selama ini dan lihatlah semua yang telah Bapa berikan buat kita. Tinggalkan zona nyaman kita, keluarlah dari area dosa …….(sebutkan) yang telah buat kita menjauh dari Bapa.
Kembalilah pada Bapa! Dia yang kekal, yang tak pernah mengecewakan. Dan serahkan total kehidupan kita pada Bapa, kelemahan kita, daging kita, masa depan kita, study/pekerjaan kita, pasangan hidup kita,, serahkan semua itu di bawah kaki Bapa. Maka kita akan melihat campur tangan Bapa dalam hidup kita.
Pakailah hidup kita untuk selalu menyenangkan hati Bapa. Biarkan itu yang menjadi kerinduan hati kita “MENYENAGKAN HATI BAPA SELALU.”