Sabtu, 04 Juni 2016

Coretan Inge | Sepenggal Cerita Perjalanan Rohani

Shalom. Mau sharing dikit nih. Pernah di satu masa yaitu masa dimana Tuhan izinkan saya untuk mengenal satu sosok baru dalam hidup saya tapi walaupun semua berujung hanya dapat dihitung dengan hitungan jari. Ya, benar. Tuhan hanya izinkan orang itu hadir dalam kehidupan pribadi saya hanya kurang lebih 6 buLanan saja. Tapi di situlah justru kerohanian saya flat bahkan bisa di katakan rohani saya sudah 3/4 mati. Semua dikarenakan saya terlalu menikmati satu masa yaitu masa dimana saya ada dalam zona nyaman saya. Dan saya nggak mau untuk keluar dari zona nyaman saya. Ya zona nyaman yang membuat saya membabi buta. Ya selama kurun waktu kurang lebih 6 buLan thu proses yang benar" berat buat saya. Mengapa saya berkata berat? Karena dalam masa itu keinginan daging saya/zona nyaman saya sedang berperang panas dengan suara hati/suara Tuhan. Dimana dalam keinginan daging saya, saya tak mau melepaskan ikatan zona nyaman saya waktu itu yang membuat saya senang, bahagia, bangga bahkan, tapi di saat yang sama itu juga suara hati berkata lain, dengan sadar saya mampu&dapat berkata aku tak bisa bertahan terus dengan kondisi yang seperti ini yang terkadang 100% saya sadari saya tertekan dengan kondisi zona nyaman saya. Tapi daging saya menolak dan si iblis membuat sesaat semua begitu indah dan menarik ketika saya mendengar dan benar" merasakan suara hati saya yang bertentangan dengan keinginan daging saya. Semua begejolak seperti ini terus sekitar 6 bulanan. Sampai pada akhir na Tuhan sendiri yang bertindak secara langsung dan gak main main lagi. Tuhan langsung mengambil sosok itu dari kehidupan saya secara paksa tanpa ada tanda apapun, karena pada saat itu semua baik baik saja. Dan yang parah na lagi ketika Tuhan ambil sosok itu tepat dimana saya masih proses penyelesaian skripsi saya. Wow, ketika itu saya benar benar seperti merasakan bahwa saya saat itu sedang berada di titik terendah dan ketika saya melihat skripsi saya, saya melihatnya bukan sebagai tugas/tanggung jawab yang harus saya selesaikan segera, tapi saya melihat skripsi saya seperti musuh saya. Sehingga ketika saya melihat skripsi saya, saya cuma menangis, saya cuma bilang buat apa ini Tuhan kalau dengan ini KAU ambil sosok itu. Kehilangan semangat pasti. Tapi sampai satu masa saya menyadari saya nggak bisa seperti ini terus, keinginan saya lulus menjadi sarjana lebih cepat dengan target 3.5 tahun sudah kandas, dan saya nggak mau buang kesempatan ke-2 saya untuk lulus menjadi sarjana dengan tempo 4 tahun. Di situlah awal dari kebangkitan saya. Saya dan beberapa orang di sekitar saya mengiyakan juga bahw dengan kepergian sosok itu saya jauh lebih bahagia dibandingkan ketika saya bersama dengannya. Dan dari situlah awal sebuah perjalanan kerohanian saya di mulai. Ada teman saya yang pernah berkata pada saya kurang lebih 6 tahunan setelah dia ada di sini dia baru berkata/membuka sesuatu yang dia dapat tentang saya yaitu dimana teman saya berkata bahwa " Tuhan mau pakai kamu, tapi semua masih tertutup dengan kekanak-kanakan mu ". Tapi saya masih tak percaya dan heran, aku nggak punya talenta apapun, aku nggak bisa apa-apa, aku nggak punya karunia seperti yang lain. Tapi Tuhan hanya diam, dan dengan berjalannya waktu hampir kelulusan saya dan resminya saya menjadi seorang sarjana Tuhan menjawab perlahan. Salah satu teman kantor saya mempertemukan saya dengan teman rohani nya, dan teman rohani nya juga menyimpulkan hal yang sama dengan teman saya itu, bahwa kamu punya karunia. Maka kamu harus peka lagi terhadap suara Tuhan. Ingatlah suara Tuhan dan suara daging hampir sama. Mengapa saya katakan hampir sama, karena manusia sekarang menyamakan suara daging kita dengan membawa suara Tuhan, seolah olah Tuhan yang berkata. Namun ketika belakangan ini saya memang merasakan kuasa Roh Kudus itu hadir memimpin saya, tapi di satu sisi manusia saya, saya merasakan kondisi yang flat lagi. Tapi ketika hari ini saya menghampiri Tuhan dalam sebuah komunitas persekutuan doa, dan baru pertama kali ini saya jumpai sebuah persekutuan yang seperti nyata di Gereja, karena ada jamahan tumpang tangan dari pembicara tersebut. Dan ketika saya datang persekutuan saya merasa datar. Tapi ketika doa saya merasakan hati saya hancur tapi masih berat untuk menteskan airmata itu. Namun, ketika tangan dari pembicara itu menjamah kepala saya disitu saya bisa meneteskan air mata dengan begitu piLu bahkan saya hampir berteriak karena beratnya hati saya namun saya meredamnya dengan air mata yang mengalir deras, dan saya merasakan kelegaan di hati saya serta hati saya seperti seolah di sentuh dan saya damai. Kemudian ketika selesai persekutan itu, pembicara itu bersalaman dengan kami, terlebih dengan 4 orang teman saya baru saya. Tepat & saya yakin ketika 4 teman di depan saya bersalaman dengannya, pembicara itu hanya berkata " Tuhan memberkati ". Tapi ketika saya yang bersalaman dengannya, beliau menarik tangan saya dan menepuk pundak saya serta berkata " Kembangkan potensimu sambil tersenyum." Lalu saya terhening sejenak merenungkan perkataan beliau yang selama saya mengikuti persekutuan ini, beliau baru pertama kali ini melayani di sini, so beliau tidak mengenal kami satu per satu masing masing pribadi kami. Jadi, saya simpulkan, jika Tuhan memberikan karunia ini pada saya, maka biarlah dengan karunia yang Tuhan percayakan buat saya, saya dapat melakukannya demi kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama dan menyelamatkan jiwa jiwa/domba domba terhilang. Inilah sepenggal perjalanan kerohanian saya hingga saat ini saya rasakan Tuhan benar" nyata & hidup & berkarya dalam hidup saya. °_° Tuhan memberkati °_°