Selasa, 04 Juni 2013

HIDUP UNTUK MENYENANGKAN HATI BAPA



Tanpa kita sadari, kita lupa dari mana kita berasal. Padahal kita berasal dari Bapa. Bapa yang menciptakan kita. Bapa menghadirkan kita ke tengah dunia ini bukan tanpa alasan. Namun Bapa memiliki alasan. Bapa ingin kita berperang dan menjadi pemenang dalam peperangan kita. Kita bisa menang atas daging kita, menangkan jiwa baru, hidup menjadi berkat buat orang di sekeliling kita.
Kita justru sibuk dengan semua pemikiran-pemikiran daging kita, masa depan ku bagaimana nanti, pasangan hidup ku sapa? Semua yang dipikirkan manusia hanya pikiran-pikiran dunia. Sering kali kita lupa dengan Bapa, lupa dengan apa yang menjadi kemauan Bapa. Kita justru mementingkan pikiran-pikiran dunia daripada mencari Kerajaan Allah, Matius 6:33 jelas menegaskan “ tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Pikirkan bagaimana kita bisa membalas semua kebaikan Bapa dalam hidup kita? Jangan hanya berpikir, apa yang aku makan, apa yang aku pakai, masa depan ku gimana, aku belum punya pasangan hidup, kapan aku marriednya? Semua hal yang berhubungan dengan kepuasan daging kita(hawa nafsu kita). Tanpa disadari semua itu yang selama ini kita pikirkan terus menerus. Dan mulai melupakan Bapa secara tidak langsung.
Tapi saat kita ditegur Bapa secara pribadi maupun melalui perantara orang disekitar kita. Kita tetap cuek, masa bodoh dengan apa yang mereka ucapkan. Jangan pernah kita mengeraskan hati kita, karena sikap yang seperti itu akan membawa kita pada jurang kehancuran. Inilah gambaran awal mengenai orang yang mulai menutup hatinya untuk Bapa masuk dan tinggal dalam hati kita. Kita bak seperti orang yang sibuk dengan hal yang bagi Bapa, kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan saat kita bisa setia dalam perkara kecil..
Sudah saatnya kita meninggalkan apa yang menjadi kepuasan diri kita, kepuasan daging kita. Yang tanpa disadari semua hal itu telah membuat kita pergi menjauh dari Bapa dan mulai tak peduli dengan Bapa. Kita bak seperti bunga kering yang berjatuhan di tiup angin. Dan hingga tiba saatnya, hati kita ingin kembali untuk meninggalkan semuanya itu dan kembali pada hati yang menyembah. Kita mungkin tak pernah berpikir, Bapa izinkan kita hidup, bernafas sampai saat ini, semua HANYA karena KEMURAHAN Bapa untuk kita. Ingat buah roh, Galatia 5;22-23,” Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, KEMURAHAN, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hukum itu.” Bapa masih berkemurahan terhadap setiap dosa-dosa dan pelanggaran kita. Roma 2:4 menegaskan pada kita bahwa “…...Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.”Bapa masih memberikan limit hidup bagi kita untuk kita kembali pada kebenaran Bapa. Ayo! Bangkitlah! Jangan tunda waktu lagi. Karena kita tak pernah tahu kapan limit hidup kita berakhir. Ingatlah! Kita hidup untuk menyenangkan hati Bapa/Bapa senang melihat kehidupan kita.
Daud pun pernah melakukan kesalahan, tetapi kehadiran nabi Natan untuk memperingatkan Daud sehingga hal itu membuat Daud menyesal(2 Samuel 12), dan Daud pun dapat berkata dalam Mazmur 18:36, “Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu menyokong aku, KEMURAHAN-MU membuat aku besar.”
Datang pada Bapa dan minta ampunan-Nya. Segaralah kembali pada Bapa setelah kepergian kita selama ini dan lihatlah semua yang telah Bapa berikan buat kita. Tinggalkan zona nyaman kita, keluarlah dari area dosa …….(sebutkan) yang telah buat kita menjauh dari Bapa.
Kembalilah pada Bapa! Dia yang kekal, yang tak pernah mengecewakan. Dan serahkan total kehidupan kita pada Bapa, kelemahan kita, daging kita, masa depan kita, study/pekerjaan kita, pasangan hidup kita,, serahkan semua itu di bawah kaki Bapa. Maka kita akan melihat campur tangan Bapa dalam hidup kita.
Pakailah hidup kita untuk selalu menyenangkan hati Bapa. Biarkan itu yang menjadi kerinduan hati kita “MENYENAGKAN HATI BAPA SELALU.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar