Tanpa kita sadari, kita lupa dari mana kita
berasal. Padahal kita berasal dari Bapa. Bapa yang menciptakan kita. Bapa
menghadirkan kita ke tengah dunia ini bukan tanpa alasan. Namun Bapa memiliki
alasan. Bapa ingin kita berperang dan menjadi pemenang dalam peperangan kita.
Kita bisa menang atas daging kita, menangkan jiwa baru, hidup menjadi berkat
buat orang di sekeliling kita.
Kita justru sibuk dengan semua
pemikiran-pemikiran daging kita, masa depan ku bagaimana nanti, pasangan hidup
ku sapa? Semua yang dipikirkan manusia hanya pikiran-pikiran dunia. Sering kali
kita lupa dengan Bapa, lupa dengan apa yang menjadi kemauan Bapa. Kita justru
mementingkan pikiran-pikiran dunia daripada mencari Kerajaan Allah, Matius
6:33 jelas menegaskan “ tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Pikirkan bagaimana
kita bisa membalas semua kebaikan Bapa dalam hidup kita? Jangan hanya berpikir,
apa yang aku makan, apa yang aku pakai, masa depan ku gimana, aku belum punya
pasangan hidup, kapan aku marriednya? Semua hal yang berhubungan dengan kepuasan
daging kita(hawa nafsu kita). Tanpa disadari semua itu yang selama ini kita
pikirkan terus menerus. Dan mulai melupakan Bapa secara tidak langsung.
Tapi saat kita ditegur Bapa secara pribadi maupun
melalui perantara orang disekitar kita. Kita tetap cuek, masa bodoh dengan apa
yang mereka ucapkan. Jangan pernah kita mengeraskan hati kita, karena sikap
yang seperti itu akan membawa kita pada jurang kehancuran. Inilah gambaran awal
mengenai orang yang mulai menutup hatinya untuk Bapa masuk dan tinggal dalam
hati kita. Kita bak seperti orang yang sibuk dengan hal yang bagi Bapa, kita
akan mendapatkan apa yang kita butuhkan saat kita bisa setia dalam perkara
kecil..
Sudah saatnya kita meninggalkan apa yang menjadi
kepuasan diri kita, kepuasan daging kita. Yang tanpa disadari semua hal itu
telah membuat kita pergi menjauh dari Bapa dan mulai tak peduli dengan Bapa.
Kita bak seperti bunga kering yang berjatuhan di tiup angin. Dan hingga tiba
saatnya, hati kita ingin kembali untuk meninggalkan semuanya itu dan kembali
pada hati yang menyembah. Kita mungkin tak pernah berpikir, Bapa izinkan kita
hidup, bernafas sampai saat ini, semua HANYA karena KEMURAHAN Bapa untuk kita.
Ingat buah roh, Galatia 5;22-23,” Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, KEMURAHAN, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hukum itu.” Bapa masih
berkemurahan terhadap setiap dosa-dosa dan pelanggaran kita. Roma
2:4 menegaskan pada kita bahwa “…...Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau
kepada pertobatan.”Bapa masih
memberikan limit hidup bagi kita untuk kita kembali pada kebenaran Bapa. Ayo!
Bangkitlah! Jangan tunda waktu lagi. Karena kita tak pernah tahu kapan limit
hidup kita berakhir. Ingatlah! Kita hidup untuk menyenangkan hati Bapa/Bapa
senang melihat kehidupan kita.
Daud pun pernah melakukan kesalahan, tetapi
kehadiran nabi Natan untuk memperingatkan Daud sehingga hal itu membuat Daud
menyesal(2 Samuel 12), dan Daud pun dapat berkata dalam Mazmur
18:36, “Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan kanan-Mu
menyokong aku, KEMURAHAN-MU membuat aku besar.”
Datang pada Bapa dan minta ampunan-Nya. Segaralah
kembali pada Bapa setelah kepergian kita selama ini dan lihatlah semua yang
telah Bapa berikan buat kita. Tinggalkan zona nyaman kita, keluarlah dari area
dosa …….(sebutkan) yang telah buat kita menjauh dari Bapa.
Kembalilah pada Bapa! Dia yang kekal, yang tak
pernah mengecewakan. Dan serahkan total kehidupan kita pada Bapa, kelemahan
kita, daging kita, masa depan kita, study/pekerjaan kita, pasangan hidup kita,,
serahkan semua itu di bawah kaki Bapa. Maka kita akan melihat campur tangan
Bapa dalam hidup kita.
Pakailah hidup kita untuk selalu menyenangkan
hati Bapa. Biarkan itu yang menjadi kerinduan hati kita “MENYENAGKAN HATI BAPA SELALU.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar